Seorang guru di Palestina ditembak pasukan Israel

Tentara Israel menembak mati seorang guru Palestina yang tengah memberikan pertolongan kepada anggota militan yang terluka parah, menurut keterangan paramedis dan keluarga korban.

Jawad Bouaqneh, seorang ayah dari enam orang anak, tewas di luar tempat tinggal keluarganya di kawasan kamp pengungsi Jenin.

Itu terjadi saat tentara Israel meluncurkan serangan ke wilayah Tepi Barat yang diduduki.

Kematian Jawad Boiaqneh menambah jumlah warga Palestina yang meninggal dunia bulan ini menjadi 17 orang, termasuk warga sipil dan militan.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan, pasukannya diserang dengan rentetan tembakan dari orang-orang bersenjata Palestina dan mereka membalas dengan tembakan langsung.

Mereka mengaku mengetahui adanya laporan seorang warga sipil tewas “di area baku tembak” dan insiden itu sedang “ditinjau”.

Paramedis Palestina mengatakan Bouaqneh dan seorang petugas medis sedang mendekati militan yang terluka di luar rumah.

“Pada saat itu tentara Israel menembakkan peluru dengan kecepatan tinggi ke arah mereka dan sebuah peluru mengenai guru itu… di dada ketika dia berusaha membantu yang terluka,” kata Perhimpunan Bantuan Medis Palestina (PMRS) dalam sebuah pernyataan kepada BBC.

“[Petugas medis]… terlihat dengan jelas mengenakan rompi pertolongan pertama ketika penembakan itu terjadi.”

Warga palestina menjadi korban penembakan

PMRS juga menambahkan kedua laki-laki yang ditembak itu dinyatakan meninggal di rumah sakit.

Kementerian Kesehatan Palestina mengkonfirmasi kematian Adham Jabareen, 28 tahun, yang kemudian diidentifikasi oleh Jihad Islam Palestina sebagai salah satu anggotanya.

Pemberitaan lokal mengatakan dia adalah seorang komandan di Jenin untuk kelompok tersebut, yang masuk ke dalam daftar organisasi teroris versi Israel dan Barat.

Video dari serangan yang terjadi pada Kamis (19/01) pagi itu menunjukkan kendaraan-kendaraan lapis baja memasuki Jenin, sementara rentetan tembakan terdengar di rekaman lain.

Media Palestina melaporkan penembak jitu Israel dikerahkan di atap beberapa rumah yang menghadap ke kamp, ​​sementara pasukan unit Israel yang menyamar memasuki sebuah bangunan di pintu masuk kamp dan menahan para penduduk.

IDF mengatakan pasukannya menghadapi serangan tembakan dan lemparan alat peledak.

Seorang tentara Israel dikatakan menderita luka ringan dan dibawa ke rumah sakit. IDF juga mengatakan pasukan menyita senjata-senjata dan menangkap seseorang yang “diduga terlibat dalam kegiatan teroris”.

Ini adalah operasi terbaru yang dilakukan oleh tentara Israel untuk mencari, menangkap, dan mengumpulkan informasi, yang dilakukan hampir setiap malam sejak April lalu, ketika kekerasan di Israel dan wilayah Tepi Barat yang mereka duduki, mencapai level tertinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Tahun lalu di Tepi Barat, lebih dari 150 warga Palestina tewas, hampir semuanya di tangan pasukan Israel.

Korban tewas termasuk warga sipil tak bersenjata, militan bersenjata, dan penyerang bersenjata.

Serangkaian serangan Palestina yang menargetkan warga Israel, serta tembakan militan terhadap pasukan selama razia penangkapan, menewaskan lebih dari 30 orang termasuk warga sipil, polisi, dan tentara.

Masih pada Kamis (19/01), Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengunjungi wilayah tersebut, bertemu dengan pejabat Israel dan Palestina, di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang semakin memburuknya situasi keamanan.

Ini adalah perjalanan pertama pejabat senior AS sejak Benjamin Netanyahu kembali menjabat memimpin koalisi paling ekstrem kanan dan paling religius dalam sejarah Israel.

Sumber: https://www.bbc.com/indonesia/articles/cp4qp74wrr5o

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *